SISTEM
PENDIDIKAN ISLAM
A.
Pendahuluan
Berdasarkan
keyakinan orang mukmin dan penegasan Allah swt. Islam adalah satu-satunya agama
yang diridhoi Allah dan diperintahkan kepada manusia untuk memeluknya namun
manusia dengan segala kelemahan yang ada padanya tidak akan dapat beragama
islam dengan mudah tanpa melalui pendidikan.
Pendidikan
Islam adalah sistem pendidikan
yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai
dengan cita-cita islam. Karena nilai – nilai islam telah menjiwai dan mewarnai
corak kepribadiannya. Dengan istilah lain manusia muslim yang telah mendapatkan
pendidikan islam itu harus mampu hidup di dalam kedamaian dan kesejahteraan
sebagai yamg diharapkan oleh cita-cita Islam.
Dalam pendidikan islam terdapat sehimpunan komponen yang
saling berhubungan secar teratur yang dinamakan dengan sistem ( sistem
pendidikan islam ). Adapun sistem pendidikan islam tersebut tentunya terdapat
komponen –komponen ( sub sistem ) yang harus kita ketahui, di dalam makalah ini
menjelaskan tentang apa itu sistem. Sub sistem dan sistem pendidkan islam di
Indonesia agar kita selaku pembaca mengetahui lebih mendalam tentang sistem
pendidikann islam secara luas.
B. Pengertian Sistem
Sistem berasal dari bahasa Yunani ( sistema ) yang
berarti sehimpunan bagian atau komponen yang saing berhubungan secara teratur
dan merupakan siatu keseluruhan.
Menurut D.G. Ryans sistem adalah sejumlah elemen ( obyek,
orang, aktivitas, rekaman, informasi dan lain-lain ) yang saling berkaitan
dengan proses dan struktur secara teratur dan merupakan kesatuan organisasi
yang berfungsi untuk mewujudkan hasil yang dapat diamati ( dapat dikenal
wujudnya ) sedangkan tujuan yang tercapai. Menurut Sanafiah Faisal istilah
sistem munuju kepada totalitas yang bertujuan dan tersusun dari rangkaian unsur
dari komponen.
J.W. Getzel and E.G. Guba mengemukakan pad umumnya sistem
sosial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Terdiri dari unsur-unsur yang berkaitan anatara satu sama lainnya.
2. Berorientasi pad tujuan ( goal oriented ) yang telah ditetapkan.
Dari keterangan diatas dapat dikatakan bahwa sistem
merupakan hal penting yang harus dibangun untuk menjalankan / menggerakan
maksud dari sebuah cita-cita atau sebuah pekerjaan yang akan kita lakukan.
C.
Sub Sistem
Pendidikan Islam
Pendidikan Islam sebagai disiplin ilmu dapat dianalisis
dari segi sistematik atau pendekatan sistem. Dari segi ini, pendidikan islam
dipandang sebagai proses melalui sistem yang terdiri daripada sub-sub sistem
atau komponen – komponen yang saling berkaitan dalam rangka mencapai tujuan
pendidkan islam.[2]
Pengembangan ilmu-ilmu islam bergantung pad sistem
pendidikan yang meliputi pendidikan foramal dan informal. Ia menekankan pertama
sekali ilmu – ilmu agama tetapi meliputi semua bentuk – bentuk penegtahuan lain
dari keadilan Tuhan sampai ilmu Farmasi. [3]
Watak ilmu pendidkan islam adalah sistematis dan
konsisten menuju kearah tujuan yang hendak dicapai. Untuk itu pendidikan islam
memerlukan pemikiran sistematik dan
mengarahkan prosesnyadalam sistem-sistem yang aspiratip terhadap kebutuhan
umatnya, bila tidak demikian akan timbul gangguan dan hambatan- hambatan teknis
operasional yang dapat menghilangkan orientasinya yang benar.[4]
Contoh ayat al-Qur’an yang mencontohkan sebuah sistem antara lain :
ôMt/ÎàÑ ãNÍkön=tã èp©9Ïe%!$# tûøïr& $tB (#þqàÿÉ)èO wÎ) 9@ö6pt¿2 z`ÏiB «!$# 9@ö6ymur z`ÏiB Ĩ$¨Y9$#
âä!$t/ur 5=ÒtóÎ/ z`ÏiB «!$# ôMt/ÎàÑur ãNÍkön=tã èpuZs3ó¡yJø9$# 4 ÇÊÊËÈ
Artinya : “ Mereka diliputi kehinaan di mana- mana mereka
berada, kecuali jika mereka berpegang kepadtali hubungan dengan Allah dan tali
hubungan dengan sesamanya dan mereka kembali mendapatkan kemurkaan dari Allah
dan mereka diliputi oleh kerendahan .... ( QS. Al-Imran : 112 )
ª!$#ur /ä3s)n=s{ `ÏiB 5>#tè? §NèO `ÏB 7pxÿõÜR ¢OèO ö/ä3n=yèy_ %[`ºurør& 4 $tBur ã@ÏJøtrB ô`ÏB 4Ós\Ré&
wur ßìÒs? wÎ) ¾ÏmÏJù=ÏèÎ/ 4 $tBur ã£Jyèã `ÏB 9£JyèB wur ßÈs)Zã ô`ÏB ÿ¾ÍnÌßJãã wÎ) Îû A=»tFÏ. 4
¨bÎ) y7Ï9ºs n?tã «!$# ×Å¡o ÇÊÊÈ
Artinya : “ Dan Allah menciptakan kamu dari tanah,
kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasanagan ( laki-laki
dan perempuan ). Dan tidak ada seorang perempuan yang menganding dan tidak (
pula ) melahirkan melainkan dengan pengetahuan-Nya. Dan tidakn dipanjangkan
umur seseorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan
( sudah ditetapkan ) dalam Kitab ( Lauh Mahfudz ). Sesungguhnya yang demikian
itu bagi Allah adalah mudah”. ( QS. Al Faathir : 11 )
Seperti yang kita tahu bahwa pendidikan islam dipandang
sebagai proses melalui sistem yang terdiri daripada sub-sub sistem atau
komponen-komponen yang saling berkaitan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
islam itu sendiri, adapun komponen – komponen itu antara lain :
1.
Tujuan
Dilihat dari ilmu pendidikan teoritis, tujuan pendidikan
ditempuh secara bertingkat, misalnya tujuan intermediair ( sementara ) yang
dijadikan batas sasaran kemampuan yang harus dicapai dalam proses pendidikan
tingkat tertentu.
Dalam sistem operasionalisasi klembagaan pendidikan
berbagai tingkat tujuan ditetapkan secara berjenjang dalam struktur program
instruksional,sehingga tergambarlah klarifikasi gradual yang semakin
meningkat,bila dilihat dari pendekatan sistem intruksional tetrtentu sebagai
berikut :
a.
Tujuan Intruksional Khusus, diarahkan pada setiap bidang
studi yang harus dikuasai dan diamalkan oleh anak didik.
b.
Tujuan Intruksional Umum diarahkan pada penguasaan suatu
bidang studi secara umum.
c.
Tujuan Kurikuler, yang ditetapkan untuk dicapai melalui
garis – garis besar pengajaran di tiap lembaga pendidikan.
d.
Tujuan Insttitusional, tujuan yang harus dicapai menurut
program pendidikan di tiap sekolah.
e.
Tujuan Umum /Nasional.
Adapun tujuan akhir pendidikan islam pada hakikatnya
adalah realisasi dari cita-cita ajaran islam itu ssendiri, yang membawa misi
bagi kesejahteraan umat manusia sebagai hamba Allah lahir dan bathin,di dunia
dan akhirat.[5]
2.
Pendidik
Pendidik dalam pendidikan islam adalah setiap orang dewasa
yang karena kewajiban agamanya bertanggung atas pendidikan dirinya dan orang
lain. Menurut Ahmad D. Marimba mengartikan pendidik sebagai orang yang memikul
pertanggungjawaban untuk mendidik ,yaitu manusia dewasa yang karena hak dan
kewajibannya bertanggung jawab tentang pendidikan si terdidik. Macam – macam
pendidik antara lain :
-
Pendidik diri sendiri
-
Orang tua
-
Guru
-
Masyarakat[6]
3.
Peserta didik
Untuk mencapai keberhasilan pendidikan diperlukan
kerjasama antara pendidik dan peserta didik. Walau bgaimanapun pendidik
berusaha menanamkan pengaruhnya kepada peserta didik. Apabila tidak ada
kesediaan dan kesiapan diri peserta didik sendiri untuk mencapai tujuan, maka
pendidikan sulit dibayangkan dapat berhasil.
Al-Ghozali mengemukakan tugas-tugas peserta didik yaitu :
-
Menyucikan diri dari ahlak dan sifat tercela.
-
Mengurangi berbagai kesibukan duniawi
-
Tidak sombong kepada guru dan ilmu
-
Tidak mempelajari suatu ilmu secara mendalam sekaligus.
-
Belajar hendaknya bertujuan.[7]
4.
Alat / Media
Alat mempunyai kedudukan penting dalam pencapaian tujuan,
oleh karena itu pendidik hendaknya tidak meremehkan masalah alat /media. Ia (
pendidik ) hendaknya mengadakan studi secara mendalam agar pemilihan alat
/media dapat terpilih dengan tepat.
Adapaun macam – macam alat itu terbagi menjadi dua yaitu
piranti keras dan piranti lunak. Yang dimasud dengan piranti lunak antara lain
:
-
Isi pendidikan
-
Bahan pelajaran
-
Metode pendidikan
Sedangkan piranti keras contohnya :
-
Gedung sekolah
-
Perpustakaan
-
Alat peraga
5.
Bahan / Kurikulum
Kurikulum merupakan rencana pendidikan yang memberi
pedoman tentang jenis , lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidkan.
Pengertian kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan
praktik pendidikan. Dalam pandangan lama, kurikulum merupakan kumpulan sejumlah
mata pelajaran yang harus disampaikan oleh guru dn dipelajari oleh siswa.
Misalkan bahan – bahan pokok yang diberikan kepada anak- anak dalam tingkat
pertama atau permulaan secara umumnya adalah sebagai berukut : al-Qur’an dan
sendi – sendi agama, membaca,menulis, berhitung, bahasa, sajak-sajak yang
mengandung ajaran – ajaran akhlak, cerita dan lain- lain.[8]
Kurikulum sebagaimana diidentifikasikan Beuchamp dari
perkembangan teorinya memiliki komponen – komponen sebagai bidang studi yaitu
landasan, isi,desain, evaluasi, dan penelitian serta pengembangan.
6.
Lingkungan / Millieu
Lingkungan pendidikan menunjuk kepada situasi dan kondisi
yang mengelilingi dan mempunyai penagaruh terhadap perkembangan pribadi.
Lingkungan pendidkan dibagi menjadi dua :
1.
Lingkungan sekitar ( milieu ) yaitu segala keadaan benda,
orang , serta kejadian di sekeliling peserta didik. Lingkungan sekitar dapat
dibagi menjadi : lingkungan yang disengaja
seperti lingkungan kepribadiaan, kebudayaan , masyarakat dan lingkungan
alam.
2.
Pusat pusat pendidikan
Sejak
Islam melembagakan pendidikan, anak sebagai kewajiban dan tanggungjawab orang
tua, keluarga menjadi pusat pendidikan islam. Tempat manapun yang dapat memberi
kesempatan kepada orang muslim untuk memperoleh pendidikan, tempat itu dalam
pendidikan islam dipandang sebagai pusat pendidikan islam. Diantaranya :
-
Keluarga
-
Masjid
-
Perpustakaan
-
Kuttab
-
Hawanit al Warraqin
-
Ribath
-
Madrasah dan sekolah
-
Pesantren. [9]
7.
Metode dan Pendidikan
Para ahli pendidikan islam seperti Muhammad Quthb,
Abdurrahman al-Nahlawi dan Abdullah ‘Ulwan telah mengemukakan metode – metode
pendidikan islam dianataranya yaitu :
a.
Keteladanan
Pendidikan
dengan teladan berarti pendidikan dengan memberi contoh baik berupa tingkah
laku, sifat, cara berfikir dan sebagainya. Banyak ahli pendidikan yang
berpendapat bahwa pendidikan dengan teladan merupakan methode yang paling
berhasil.
b.
Pembisaan
Pembiasaan
merupakan proses penanaman kebiasaan.
Yang dimakud dengan kebiasaan adalah cara – cara bertindak yang hampir –
hampir otomatis ( tidak disadari oleh pelakunya). Pembiasaan merupakan salah
satu metode pendidikan yang sangat penting terutama bagi anak-anak. Pembentukan
kebiasaan terbentuk melalui pergaulan dan memperoleh bentuknya yang tetap
apabila disertai dengan kepuasan.
c.
Memberi Nasihat
Nasihat
adalah penjelasan tentang kebenrana dan kemaslahatan dengan tujuan
menghindarkan orang yangb dinasihatinya dari bahaya serta nenunjukan kejalan
yang mendatangkan manfaat. Memberi nasiht merupakan salah satu metode penting
dalam pendidikan islam. Dengan metode ini pendidik dapat menanamlan pengaruh
yang baru kedalam jiwa apabila digunakan dengan cara yang dapat mengetuk jiwa.
Bahkan dengan metode ini pendidik mempunyai kesempatan yang luas untuk
mengarahkan peserta didik kepada berbagai kebaikan. Salah satu nasihat yang ada
di dalam al-Qur’an yaitu surat an-Nisa aya 58 :
* ¨bÎ) ©!$# öNä.ããBù't br& (#rxsè? ÏM»uZ»tBF{$# #n<Î) $ygÎ=÷dr& #sÎ)ur OçFôJs3ym tû÷üt/ Ĩ$¨Z9$#
br& (#qßJä3øtrB ÉAôyèø9$$Î/ 4 ¨bÎ) ©!$# $KÏèÏR /ä3ÝàÏèt ÿ¾ÏmÎ/ 3 ¨bÎ) ©!$# tb%x. $JèÏÿx #ZÅÁt/ ÇÎÑÈ
d.
Motivasi dan Intimidasi
Metode
motivasi dan intimidasi telah digunakan mesyarakat secara luas. Motivasi dan
intimidasi digunakan sesuai dengan perbedaan tabiat dan kadar kepatuhan manusia
terhadap prinsip – prinsio dan kaidah – kaidah islam sebab pengaruh yang
dihasilkan metode itu tidaklah sama. Metode motivasi lebih baik dari pada
metode intimidasi karena metode motivasi bersifat lebih lama sedangkan
intimidasi bersifat sementara.
e.
Metode Persuasi
Yang
dimaskud dengan metode persuasi yaitu menyakinkan peserta didik tentang suatu
ajaran dengan kekuatan akal.
8.
Biaya dan Dana
Pendidkan
islam adalah tangung jawab individu dan msyarakat. Ini berarti pembiayaan
pendidikan dalam islam menggabungkan kebaikan – kebaikan yang ada pada dua
sistem yang bertentanagan satu sama lain. Sentralisasi dan desentralisasi.
D.
Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional di
Indonesia
Pada awal berkembangnya agama islam di Indonesia,
pendidikan islam dilaksanakan secara informal. Seperti telah kita ketahui bahwa
agama islam datang ke Indonesia dibawa oleh para pedagang muslim. Sambil
berdagang mereka menyiarkan agama islam kepada orang – orang yang
mengelilinginya yaitu mereka yang membeli barang – barang dagangannya. Didikan
dan ajaran islam mereka berikan dan perbuatan dan suri tauladan.
Pendidikan pengajaran islam secara informal ini ternyata
membawa hasil yang sangat baik sekali dan bahkan menakjubkan, karena dengan
berangsur – angsur tersiarlah agama islam di seluruh kepulauan Indonesia, mulai
Sabang sampai Maluku.
Sistem pendidikan
islam informal ini, terutama berjalan dalam lingkungan keluarga dsudah diakui
kemampuannya dalam menanamkan sendi – sendi agama dalam jiwa anak-anak.[10]
Usaha – usaha pendidikan agama di masyrakat yang kelak
dikenal dengan pendidikan non formal, ternyata mampu meneydiakan kondisi yang
sanagat baik dalam menunjang keberhsilan pendidikan islam dan memberikan
motivasi yang kuat bagi umat islam untuk menyelenggarakan pendidikan agama yang
lebih baik dan sempurna.
Di pusat-
pusat pendidikan seperti di surau, langgar, masjdi datau bahkan di rumah sang
guru, tempat – tempat pendidikan seperti inilah yang menjadi embrio
terbentuknya sistem pondok pesantren dan pendidikan islam yang formal yang
terbentuk madarasah atau sekolah yang berdasar keagamaan.
Sistem
pendidikan islam mengalami perubahan sejalan dengan perubahan zaman dan
pergeseran kekuasaan di Indonesia. Kejayaan islam yang mengalami kemunduran
sejak jatuhnya Andalusia kini mulai bangkit kembali dengan itu pemerintahan
jajahan mulai mengenalkan sistem pendidikan formal yang lebih sistematis dan
teratur. Yang menarik kaum muslimin untuk memasukinya. Oleh karena itu sistem
pendidikan islam di Surau, Masjid atau tempat lain semacamnya dipandang sudah
tidak memadai lagi dan perlu disempurnakan.
Demikianlah
sistem klasikal, mulai diterapkan bangku, meja, papan tulis mulai digunakan
dalam melaksqanakan pendidikan dan pengajran agama islam.
Demikiajn juga
sistem pendidikan formal sekolah atau madrasah mulai tersebar di mana-mana
bahkan di kalangan pondok pesantren sudah diterapkan pula sistem sekolah
/madrasah ini. Di samping sistem pendidikan dan pengajaran pondok pesantren
yang sudah ada.
Pemerintah
Indonesia pun sangat memperhatikan tumbuhnya pendidikan agama islam. Dalam hal
ini pendidikan agama islam dibidang studi yang diintegrasikan dalam kurikulum
sekolah. Dan pada waktu itu semua lembaga pendidikan agama,baik formal,
informal dan non formal berjalan dan berkembang teursa dan khusus mengenai
pendidikan agama di sekolah. MPR telah menetapkan bahwa pendidkan agama
dimasukan dalam kurikulum sekolah dari dasar sampai perguruan tinggi.[11]
E.
Kesimpulan
Ruang lingkup
pendidikan agama islam meliputi keserasian, keselarasan,dan keseimbangan
antara hubungan manusia dengan Allah
SWT,.hubungan manusia dengan manusia dan
hubungan manusia dengan makhluk lain.[12]
Untuk dapat
mewujudkan hal itu maka pendidikan,khususnya dalambidang agama sangat
diperlukan adanya. Oleh karena itu diperlukan sistem untuk mengatur hal itu.
Karena sistem adalah cara untuk dapat menggerakan sebuah tujuan. Kaitannya
dengan hal ini maka di Indonesia yang mayorits penduduknya beragama islam maka
perlu dikembangkan sistem pendidikan yang kuat,sehingga penduduk yang beragama
islam semakin kuat dalam hal keimanan dan keisalamannya kepada Allah SWT.
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Abrasy, M.Athiyah,
1970, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam,
Jakarta
: Bulan Bintang
Aly, Hery Noer,1996, Ilmu
Pendidikan Islam, Jakarta : Logos Wacana
Arifin, M, 1996, Ilmu
Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara
Hidayatullah,2012,
Media Pembelajaran PAI, Jakarta : Thariq Press
Langgulung, Hasan,2003,Asas – Asas
Pendidikan Islam,Jakarta :
Pustaka
al Husna
Muslihah, Eneng, 2010,Ilmu
Pendidikan Islam, Jakarta : Diadit Media
Zuharini dkk, 2004, Sejarah
Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar